Khamis, 5 Oktober 2023

WASIAT IMAM SYAFIE AGAR BERPEGANG DENGAN SUNNAH YANG SAHIH

Berikut adalah antara ucapan-ucapan Imam Syafie rahimhullah menerangkan agar berpegang teguh dengan sunnah Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam yang sahih.

Imam Syafie r.h berkata:

أجمع المسلمون على أن من استبان له سنة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم لم يحل له أن يدعها لقول أحد.

“Seluruh kaum muslimin telah bersepakat bahawa orang yang secara jelas telah mengetahui suatu hadis dari Rasulullah tidak halal meninggalkannya demi mengikuti pendapat seseorang.” (Al-Filani, hal 68).

إذا وجدتم في كتابي خلاف سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم فقولوا بسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم ودعوا ما قلت. وفي رواية: فاتبعوها ولا تلتفتوا إلى قول أحد.

“Jika kamu menemui dalam kitabku sesuatu yang bertentangan dengan hadis Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam maka hendaklah kamu berkata dengan sunnah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam dan tinggalkanlah pendapatku itu.” Dan dalam riwayat yang lain: “Maka kamu mengikutinya dan janganlah kamu berpaling kepada pendapat seseorang.” (An-Nawawi dalam Al-Majmu’, 1/63)

إذا صح الحديث فهو مذهبي.

“Sekiranya sahih hadis tersebut, maka itulah mazhabku.” (An-Nawawi 1/63)

كل مسألة صح فيها الخبر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم عند أهل النقل بخلاف ما قلت فأنا راجع عنها في حياتي وبعد موتي

“Setiap masalah sahihnya hadis dari Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam menurut ahli hadis itu bertentangan dengan apa yang aku katakan, pasti aku akan menariknya semula sama ada semasa hidupku mahupun setelah kewafatanku.” (Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 9/107)

إذا رأيتموني أقول قولا وقد صح عن النبي صلى الله عليه وسلم خلافه فاعلموا أن عقلي قد ذهب.

“Apabila kamu menetahui aku mengatakan suatu pendapat yang menyalahi hadis Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam yang sahih, ketahuilah bahawa akalku telah hilang.” (Ibn ‘Asakir dengan sanad yang sahih, 15/10/1)

كل ما قلت فكان عن النبي صلى الله عليه وسلم خلاف قولي مما يصح فحديث النبي أولى فلا تقلدوني.

“Setiap perkataanku apabila bertentangan dengan riwayat yang sahih dari Nabi, maka hadis Nabi lebih utama dan jangan bertaqlid kepadaku.” (Ibn ‘Asakir dengan sanad yang sahih, 15/9/2)

كل حديث عن النبي صلى الله عليه وسلم فهو قولي وإن لم تسمعوه مني.

“Setiap hadis yang datang dari Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam maka ia adalah pendapatku walaupun kamu tidak mendengarnya sendiri dariku.” (Ibn Abi Hatim, 93-94)

(Dipetik dari Kertas Kerja Nota Daurah Tahsin Solat yang disampaikan oleh Ustaz Mohd Safwan bin Mohd Rusydi pada 10 November 2019)

Selasa, 23 Mei 2023

DALIL KEHARUSAN MENGAMBIL UPAH DARI RUQYAH


Hadis 1:

Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiallahu'anhu bahwa beberapa orang sahabat Nabi ﷺ mengadakan suatu perjalanan, ketika mereka melewati salah satu perkampungan dari perkampungan Arab, orang-orang kampung tersebut tidak menerima mereka, ketika sikap mereka masih seperti itu seorang pemimpin mereka terkena sengatan kalajengking, lalu mereka pun berkata, 

هَلْ مَعَكُمْ مِنْ دَوَاءٍ أَوْ رَاقٍ

"Apakah diantara kalian ada yang mempunyai obat, atau seorang yang bisa meruqyah?" 

lalu para sahabat Nabi pun berkata, 

إِنَّكُمْ لَمْ تَقْرُونَا وَلَا نَفْعَلُ حَتَّى تَجْعَلُوا لَنَا جُعْلًا

"Sesungguhnya kalian tidak mau menerima kami, maka kamipun tidak akan melakukannya sehingga kalian memberikan imbalan kepada kami, " 

akhirnya mereka pun berjanji akan memberikan beberapa ekor kambing."

Lalu seorang sahabat Nabi membaca Ummul Qur'an dan mengumpulkan ludahnya seraya meludahkan kepadanya hingga laki-laki itu sembuh, kemudian orang-orang kampung itu memberikan kepada para sahabat Nabi beberapa ekor kambing." 

Namun para sahabat Nabi berkata, 

لَا نَأْخُذُهُ حَتَّى نَسْأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

"Kita tidak akan mengambilnya hingga kita bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang hal ini, " 

lalu mereka bertanya kepada Nabi ﷺ tentang pemberian itu hingga membuat beliau tertawa. 

Beliau bersabda, 

وَمَا أَدْرَاكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ خُذُوهَا وَاضْرِبُوا لِي بِسَهْمٍ

"Tidak tahukah bahwa itu ruqyah, ambillah pemberian tersebut dan berilah bagiannya untukku." (HR. Bukhari: 5295) 


Hadis 2:

Dari Ibnu Abbas bahwa beberapa sahabat Nabi ﷺ melewati sumber mata air dimana terdapat orang yang tersengat binatang berbisa, lalu salah seorang yang bertempat tinggal di sumber mata air tersebut datang dan berkata, 

هَلْ فِيكُمْ مِنْ رَاقٍ إِنَّ فِي الْمَاءِ رَجُلًا لَدِيغًا أَوْ سَلِيمًا

"Adakah di antara kalian seseorang yang pandai menjampi? Karena di tempat tinggal dekat sumber mata air ada seseorang yang tersengat binatang berbisa." 

Lalu salah seorang sahabat Nabi pergi ke tempat tersebut dan membacakan Al-Fatihah dengan upah seekor kambing. Ternyata orang yang tersengat tadi sembuh, maka sahabat tersebut membawa kambing itu kepada teman-temannya. Namun teman-temannya tidak suka dengan hal itu, mereka berkata, 

أَخَذْتَ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ أَجْرًا

"Kamu mengambil upah atas kitabullah?" 

setelah mereka tiba di Madinah, mereka berkata, 

 يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخَذَ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ أَجْرًا

"Wahai Rasulullah, ia ini mengambil upah atas kitabullah." 

Maka Rasulullah ﷺ bersabda, 

 إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ

"Sesungguhnya upah yang paling berhak kalian ambil adalah upah karena (mengajarkan) kitabullah." (HR. Bukhari: 5296) 

Ahad, 14 Februari 2021

KAMI DENGAR DAN KAMI TAAT


Firman Allah SWT:

إِنَّمَا كَانَ قَوۡلَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ إِذَا دُعُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِیَحۡكُم بَیۡنَهُمۡ أَن یَقُولُوا۟ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۚ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

Maksudnya: “Sesungguhnya perkataan yang diucapkan oleh orang-orang yang beriman ketika mereka diajak ke pada Kitab Allah dan Sunnah RasulNya, supaya menjadi hakim memutuskan sesuatu di antara mereka, hanyalah mereka berkata: "Kami dengar dan kami taat": dan mereka itulah orang-orang yang beroleh kejayaan.” [Surah An-Nur 51]

Syeikh Abdul Rahman bin Naasir As-Saadi rahimahullah berkata:

حقيقة، الذين صدقوا إيمانهم بأعمالهم حين يدعون إلى الله ورسوله ليحكم بينهم، سواء وافق أهواءهم أو خالفها، ﴿أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا﴾ أي: سمعنا حكم الله ورسوله، وأجبنا من دعانا إليه، وأطعنا طاعة تامة، سالمة من الحرج.﴿وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾ حصر الفلاح فيهم، لأن الفلاح: الفوز بالمطلوب، والنجاة من المكروه، ولا يفلح إلا من حكم الله ورسوله، وأطاع الله ورسوله.


“Hakikatnya, orang-orang yang jujur dalam keimanan mereka dengan amalan-amalan mereka ialah ketika diajak kepada Allah dan RasulNya agar Rasul menjadi pemutus hukum di antara mereka, sama ada sesuai dengan hawa nafsu mereka atau pun menyelisihinya, "adalah dengan mereka mengatakan kami dengar dan kami taat", iaitu kami mendengar hukum Allah dan RasulNya, kami menjawab siapa yang menyeru kami kepadanya, kami mentaatinya dengan ketaatan seluruhnya, dan menerima tanpa rasa keberatan. Firman Allah “mereka itulah orang-orang yang beroleh kejayaan”. Hasil kejayaan ada pada mereka. Kerana kejayaan itu adalah: Berjaya mendapat dengan apa yang diminta, berjaya (menjauhi) dari apa yang tidak disukai, dan tidak ada kejayaan melainkan berhukum dengan Allah dan RasulNya, dan mentaati Allah dan RasulNya.” (Taisir Karim Ar-Rahman @ Tafsir As-Saadi)

Adapun orang-orang Yahudi maka mereka pernah diperintahkan agar mengikuti hukum yang diturunkan kepada Nabi Musa AS, namun mereka mengucapkan "Kami dengan dan kami menderhaka". 

Firman Allah SWT:

وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِیثَـٰقَكُمۡ وَرَفَعۡنَا فَوۡقَكُمُ ٱلطُّورَ خُذُوا۟ مَاۤ ءَاتَیۡنَـٰكُم بِقُوَّةࣲ وَٱسۡمَعُوا۟ۖ قَالُوا۟ سَمِعۡنَا وَعَصَیۡنَا وَأُشۡرِبُوا۟ فِی قُلُوبِهِمُ ٱلۡعِجۡلَ بِكُفۡرِهِمۡۚ قُلۡ بِئۡسَمَا یَأۡمُرُكُم بِهِۦۤ إِیمَـٰنُكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِینَ

Maksudnya: “Dan (ingatlah) ketika Kami mengikat perjanjian setia dengan kamu semasa Kami angkatkan bukit Tursina itu ke atas kamu (sambil kami berfirman): "Ambillah (dan amalkanlah ajaran Kitab Taurat) yang Kami berikan kepada kamu itu dengan bersungguh-sungguh, dan dengarlah (apa yang diperintahkan kepada kamu dengan mematuhinya)". Mereka menjawab: "Kami dengar, dan kami menderhaka". Sedang kegemaran menyembah (patung) anak lembu itu telah mesra dan sebati di dalam hati mereka, dengan sebab kekufuran mereka. Katakanlah (wahai Muhammad):" Amatlah jahatnya apa yang disuruh oleh iman kamu itu kalaulah kamu orang-orang yang beriman".” [Surah Al-Baqarah 93]

Amat berbeza sekali ucapan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kufur ingkar kepada perintah Allah melalui lisan para RasulNya. 

Firman Allah SWT:

مِّنَ ٱلَّذِینَ هَادُوا۟ یُحَرِّفُونَ ٱلۡكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِۦ وَیَقُولُونَ سَمِعۡنَا وَعَصَیۡنَا وَٱسۡمَعۡ غَیۡرَ مُسۡمَعࣲ وَرَ ٰ⁠عِنَا لَیَّۢا بِأَلۡسِنَتِهِمۡ وَطَعۡنࣰا فِی ٱلدِّینِۚ وَلَوۡ أَنَّهُمۡ قَالُوا۟ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَا وَٱسۡمَعۡ وَٱنظُرۡنَا لَكَانَ خَیۡرࣰا لَّهُمۡ وَأَقۡوَمَ وَلَـٰكِن لَّعَنَهُمُ ٱللَّهُ بِكُفۡرِهِمۡ فَلَا یُؤۡمِنُونَ إِلَّا قَلِیلࣰا

“Di antara orang-orang Yahudi ada yang mengubah (atau menukar ganti) Kalamullah (isi Kitab Taurat), dari tempat dan maksudnya yang sebenar, dan berkata (kepada Nabi Muhammad): "Kami dengar", (sedang mereka berkata dalam hati): "Kami tidak akan menurut". (Mereka juga berkata): "Tolonglah dengar, tuan tidak diperdengarkan sesuatu yang buruk", serta (mereka mengatakan): "Raaeina"; (Tujuan kata-kata mereka yang tersebut) hanya memutar belitkan perkataan mereka dan mencela ugama Islam. Dan kalaulah mereka berkata: "Kami dengar dan kami taat, dan dengarlah serta berilah perhatian kepada kami", tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih betul. Akan tetapi Allah melaknat mereka dengan sebab kekufuran mereka. Oleh itu, mereka tidak beriman kecuali sedikit sahaja (di antara mereka).” [Surah An-Nisa' 46]

Semoga kita termasuk dikalangan orang-orang yang beriman yang setiasa tunduk dan patuh pada perintah Allah SWT yang sedaya upaya semampu kita melaksanakan perintahNya tanpa berasa berat untuk mengamalkannya, tanpa mengedepankan hawa nafsu yang tidak pernah puas.

Firman Allah SWT:

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَاۤ أُنزِلَ إِلَیۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَـٰۤىِٕكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَیۡنَ أَحَدࣲ مِّن رُّسُلِهِۦۚ وَقَالُوا۟ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَیۡكَ ٱلۡمَصِیرُ

“Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman; semuanya beriman kepada Allah, dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya, dan Rasul-rasulNya. (Mereka berkata): "Kami tidak membezakan antara seorang dengan yang lain Rasul-rasulnya". Mereka berkata lagi: Kami dengar dan kami taat (kami pohonkan) keampunanMu wahai Tuhan kami, dan kepadaMu jualah tempat kembali".” [Surah Al-Baqarah 285]

(*) Unit Media dan Dakwah Pertubuhan Kebajikan An-Najiyah Sabah.

Selasa, 9 Februari 2021

AMALKAN ISLAM SECARA KESELURUHAN


Allah memerintahkan kepada hamba-hambaNya yang beriman kepadaNya dan membenarkan RasulNya, hendaklah mereka berpegang teguh kepada tali Islam dan semua syariatnya serta mengamalkan semua perintahnya dan meninggalkan semua larangannya dengan segala kemampuan yang ada pada mereka.

Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Tawus, Ad-Dahhak, Ikrimah, Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Zaid sehubungan dengan firman-Nya: "masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya." (Al-Baqarah: 208) Yang dimaksud dengan as-silmi ialah agama Islam.

Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Abul Aliyah, dan Ar-Rabi' ibnu Anas sehubungan dengan firman-Nya: "masuklah kalian ke dalam Islam." (Al-Baqarah: 208) Yang dimaksud dengan as-silmi ialah taat. Qatadah mengatakan pula bahawa yang dimaksud dengan as-silmi ialah berserah diri.

Lafaz kaffah menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Abul Aliyah, Ikrimah, Ar-Rabi' ibnu Anas, As-Suddi, dan Muqatil ibnu Hayyan, Qatadah dan Ad-Dahhak ertinya keseluruhannya (semuanya)

Mujahid mengatakan makna ayat ialah berkerjalah kalian dengan semua amal dan semua sudut kebajikan.

Ikrimah menduga bahawa ayat ini diturunkan berkenaan dengan segolongan orang dari kalangan orang-orang Yahudi dan lain-lainnya yang masuk Islam, seperti Abdullah ibnu Salam, Asad ibnu Ubaid, dan Tha'labah serta segolongan orang-orang yang meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk melakukan kebaktian pada hari Sabtu dan membaca kitab Taurat di malam hari.

Maka Allah memerintahkan mereka agar mendirikan syiar-syiar Islam dan menyibukkan diri dengannya serta melupakan hal lainnya.

Mengenai keterlibatan Abdullah ibnu Salam bersama mereka, masih perlu dipertimbangkan kebenarannya, kerana mustahil dia meminta izin kepada Rasulullah untuk melakukan kebaktian di hari Sabtu, sedangkan dia selain memiliki iman yang sempurna; juga telah membuktikan bahawa hari Sabtu itu telah dimansuh, dihapuskan, dan dibatalkan, kemudian diganti dengan hari-hari raya Islam.

Dari kalangan mufassirin ada orang yang menjadikan firman-Nya, "Kaffah," sebagai hal (keterangan keadaan) dari lafaz ad-dakhilin, yakni masuklah kalian semua ke dalam Islam.

Tetapi pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama, iaitu yang mengatakan bahawa mereka diperintahkan untuk mengamalkan semua cabang iman dan syariat Islam yang banyak sekali dengan segenap kemampuan yang mereka miliki.

Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abu Hatim, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnus Sabbah, telah menceritakan kepadaku Al-Haisam ibnu Yaman, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Zakaria, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Aun, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya." (Al-Baqarah: 208) Dengan lafaz kaffah yang dibaca nasab (dengan harakat/baris atas) menurut qiraatnya, yang dimaksud dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang mukmin dari kalangan Ahli Kitab. Kerana sesungguhnya sekalipun telah beriman kepada Allah, mereka masih tetap berpegang kepada sebahagian perkara kitab Taurat dan syariat-syariat yang diturunkan di kalangan mereka. Maka Allah SWT menurunkan firman-Nya: "masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya." (Al-Baqarah: 208) Yakni masuklah kalian ke dalam syariat Nabi Muhammad SAW dan janganlah kalian meninggalkan sesuatu pun yang ada padanya, dan tinggalkanlah apa yang ada di dalam kitab Taurat. Kalian hanya dituntut untuk beriman kepadanya sahaja, dan itu sudah cukup bagi kalian.

(Nukilan beserta suntingan dari Terjemahan Tafsir Al-Quran Al-Azhim @ Tafsir Ibnu Kathir)

Semoga bermanfaat.

(*) Disediakan oleh Unit Dakwah dan Media An-Najiyah.

Risalah Dari Allah Wajib Diterima Dengan Sepenuhnya


Firman Allah SWT:

فَلا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيما شَجَرَ بَيْنَهُمْ

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan. (An-Nisa: 65)

Allah SWT bersumpah dengan menyebut diriNya Yang Maha Mulia lagi Maha Suci, bahawa tidaklah beriman seseorang sebelum dia menjadikan Rasul SAW sebagai hakimnya dalam semua urusannya. Semua yang diputuskan oleh Rasul SAW adalah perkara yang hak dan wajib diikuti zahir dan batin. 

Oleh kerana itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap keputusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An-Nisa: 65)

Dengan kata lain, apabila mereka meminta keputusan hukum darimu, maka mereka mentaatinya dengan tulus ikhlas sepenuh hati mereka, dan dalam hati mereka tidak terdapat suatu keberatan pun terhadap apa yang telah engkau putuskan; mereka tunduk kepadanya secara zahir batin serta menerimanya dengan sepenuhnya, tanpa ada rasa yang menjanggalkan, tanpa ada penolakan, dan tanpa ada sedikit pun rasa menentangnya. Seperti yang dinyatakan di dalam sebuah hadis yang mengatakan:

"وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ"

Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggamanNya, tidak sekali-kali seseorang di antara kalian beriman sebelum keinginannya mengikuti keputusan yang telah ditetapkan olehku.

(Rujukan: Tafsir Al-Quran Al-Azhim @ Tafsir Ibnu Kathir)

Selasa, 13 Oktober 2020

TABUNG SUMBANGAN COVID-19 DI BUKA SEMULA





Jom berkongsi rezeki bersama saudara-saudara kita yang terjejas sumber ekonomi disebabkan PKPB covid 19 ini. Semoga dengan bantuan dari anda semua dapat mengurangkan sedikit beban keluarga yang terkesan ini.

Soroti laporan agihan sumbangan PKP Covid19 An-Najiyah fasa 1 sehingga 10 di laman fb rasmi An-Najiyah iaitu An-Najiyah Channel. Bantu dan sokong page fb An-Najiyah dengan 'like' dan kongsikan kepada sahabat-sahabat yang lain agar lebih ramai beroleh manfaat.

Salurkan sumbangan anda melalui:
Pertubuhan Kebajikan An-Najiyah Sabah
No. Akaun: 10052010119344
Bank: Bank Islam

Ikuti kami di media sosial:
FB
TELEGRAM
INSTAGRAM
TWITTER
BLOG

Rabu, 30 September 2020

27/09/2020 (AHAD): Menyantuni Asnaf & Infaq Kelas Mengaji Al-Quran




Kali ini skuad An-Najiyah berkunjung ke daerah Ranau & Kundasang.

Dalam misi kali ini ke kampung Veha, Ranau, kami telah menyantuni 3 keluarga asnaf yang ketiga-tiganya mempunyai masalah kesihatan.

KELUARGA 1
Keluarga pertama yang kami kunjungi merupakan seorang suami dengan 2 orang isteri. Suami yang berumur 90 tahun seorang yang lumpuh, kurang daya penglihatan dan terpaksa membuang kencing melalui hos/paip.

Seorang isteri beliau buta kedua mata manakala seorang lagi separah lumpuh. Keluarga ini dijaga oleh anak saudara mereka dan difahamkan ada mendapat bantuan kebajikan.

KELUARGA 2
Keluarga kedua, Puan Noraliza setahun yang lalu sihat menjaga 5 orang anak. Takdir Allah suami beliau dijatuhkan hukuman penjara 10 tahun atas sebab tertentu. Sepanjang 10 tahun si isteri bekerja sendiri mengambil upah untuk menyara keluarga.

Setelah suami keluar dari penjara awal tahun lalu, Allah menguji keluarga ini sekali lagi dengan si isteri jatuh sakit bahagian otak. Kesan dari penyakit tersebut si isteri lumpuh separuh badan, pergerakan terbatas, hilang ingatan dan penglihatan kabur. Makanan hanya minum susu tepung, bubur dan biskut.

Alhamdulillah keluarga ini mendapat bantuan e-Kasih. Sekarang ini keluarga ini menumpang di rumah mertua isteri. Si suami hanya bekerja sebagai buruh kasar di kampung agar dapat menjaga si isteri.

KELUARGA 3
Keluarga ketiga kami kunjungi dikenali dengan nama Pak Adul. Beliau menghidap penyakit kencing manis dan buah pinggang serta komplikasi penyakit lain. Keadaan beliau sukar berjalan dan tinggal di rumah sendirian.

Sebelum ini beliau bekerja sebagai petani tetapi sudah beberapa tahun tidak bekerja kerana sakit. Sumber pendapatan beliau terbatas sehingga membeli susu tepung dan makanan lain agak sukar kerana tiada pendapatan tetap.

***
Kesemua asnaf ini kami telah sumbangkan barang keperluan yang boleh bertahan selama 2 bulan. Antaranya seperti lampin dewasa, barang makanan, tikar getah, susu dan keperluan lain.

Semoga dengan sedikit bantuan ini dapat mengurangkan bebanan ketiga-tiga keluarga ini.

WAQAF
Akhir sekali kami menghantar sumbangan di satu halaqah Al-Quran dan Fardhu Ain muslimat di kampung Karengguh Kundasang.

Sebelum itu, mereka menghubungi dan memberitahu kami bahawa mereka memerlukan bahan-bahan untuk kelas mengaji Al-Quran.

Kami memberikan maklumbalas positif. Skuad An-Najiyah berjaya menyediakan bahan untuk kelas mengaji antaranya kitab Al-Quran, Iqra', Al-Hira', sejadah, telekung dan rehal.

***
Kami mengucapkan jutaan terima kasih kepada penyumbang yang sudi menyalurkan sumbangan ke Pertubuhan kebajikan An-Najiyah Sabah.

Dan tidak lupa kepada sahabat kami Suridin Marman yang telah menaja kenderaan Van untuk kegunaan misi ini. Sesiapa yang ingin mencari kereta sewa bolehlah menghubungi sahabat kami @suridinmarman In syaa Allah kenderaannya bersih dan harga boleh runding.

***
Sumbangan dakwah dan kebajikan An Najiyah boleh di salurkan ke Akaun :

1005 2010 119344 (Bank Islam)
Pertubuhan Kebajikan An-Najiyah Sabah

WASIAT IMAM SYAFIE AGAR BERPEGANG DENGAN SUNNAH YANG SAHIH

Berikut adalah antara ucapan-ucapan Imam Syafie rahimhullah menerangkan agar berpegang teguh dengan sunnah Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam...